Minggu, 10 Februari 2013

Bangkitlah para Remaja!



Siang itu, saat pelajaran Sosiologi. Kebetulan guru yang mengajar berhalangan hadir, tetapi kami diberikan tugas untuk mengerjakan soal. Karena aku tidak bisa menjawab soal latihan Sosiologi itu, aku berjalan ke depan dan duduk di kursi dekat papan tulis. Dari depan aku melihat berbagai macam kelakuan teman-teman sekelasku. Ada yang bercanda dengan lawan jenis, kejar-kejaran, ada yang serius mengerjakan tugas, main handphone, dan lain sebagainya. Karena terlalu asyik memperhatikan mereka, aku tidak menyadari di sebelahku ada Gina, dia salah satu temanku yang sering galau di kelas.
“Eh, Gina ”, kataku kaget.
“Iya Ka, sudah ngerjakan tugasnya?”, tanya Gina.
“Belum, aku bingung ngerjakannya, nggak paham sama materinya”, Jawabku.
“Oh.. sama, hehe”, balasnya. Kemudian kami berdua terdiam sebentar.
“Eh, iya, kamu masih sama Ferdy kah?”, tanyaku tentang pacarnya yang aku tahu sekarang.
“Kamu tahu dari mana aku pacaran sama Dia?”, Gina balik bertanya.
“Dari yang lain”, Jawabku.
“Enggak, aku sudah putus”, ujarnya sedih.
“Oh..”,  kataku sambil membentuk huruf O di mulutku. Kami pun sama-sama terdiam.
“kenapa bisa putus?, tanyaku lagi.
“adalah, karena something” jawabnya.
“yaudah, yang sabar ya. Makanya jangan pacaran lagi” kataku spontan. Gina melirikku sebentar kemudian berbicara lagi.
“Dulu waktu SMP, kamu tomboy banget ya. Rambut pendek, temennya cowok semua, sekarang beda banget. Tapi masih nggak rambut kamu pendek?”, tanya Gina mengalihkan pembicaraan. Kebetulan kami dulu satu kelas waktu kelas 1 SMP dan sekarang dapat kelas yang sama lagi.
“Hehe ingat aja kamu, enggak sekarang udah panjang, aku juga udah insyaf, nggak mau jadi cowok lagi”, kataku nyengir. Malu dan sedih bila teringat dengan kelakuanku dahulu. Kemudian kami berdua bernostalgia waktu kelas 1 SMP. Banyak kejadian yang sudah terlupakan dalam ingatanku.
Pernah suatu ketika di pelajaran Olahraga Gina bertanya kepadaku kenapa saat olahraga tidak mau memakai celana. Lalu aku jawab dengan pemahaman yang selama ini aku pahami tentang pakaian seorang muslimah.
“Oh iya Ka, aku mau tanya tentang pacaran, pacaran itu boleh ga?” tanya Gina kemudian. Aku tersenyum dan menjawab.
“Tentu yang namanya pacaran itu tidak boleh. Di dalam Al-Qur’an, Allah sudah menegaskan bahwa yang namanya pacaran itu dilarang. Kenapa dilarang? Karena pacaran itu mendekati zina. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi ‘”Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk’ mendekati zina saja sudah haram, apalagi berbuatnya, iya kan?” jawabku sambil tersenyum. Ternyata, saat aku berbicara tentang pacaran, banyak teman-temanku yang ikut duduk mendekati aku dan Gina untuk mendengarkan penjelasanku. Karena melihat mereka, aku semakin semangat untuk berdakwah.
“Kata-kata mendekati zina dalam ayat tersebut iyalah seperti zina mata, kita melihat laki-laki yang bukan mahram kita. Lalu zina hati, karena kalau yang namanya pacaran itu pasti yang dipikiran orang itu hanyalah lelaki yang katanya mereka sayangi. Padahal, itu sudah perbuatan yang menduakan Allah. Kita aja sebagai manusia pasti akan merasa sakit bila diduakan. Apalagi Allah SWT sang pencipta kita. Iya ga? Dan juga banyak zina-zina yang lain yang akan diperbuat bila sudah melakukan yang namanya pacaran itu. Makanya Allah melarang kita berpacaran”, sambungku.
“Ohh, jadi ga boleh ya Ka” tanya Indah, temanku yang lain.
“Iya, sangat, sangat tidak boleh” kataku tegas.
Kemudian mereka bertanya-tanya lagi tentang hubungan dengan lawan jenis dan interaksinya, sampai-sampai aku kewalahan menjawab pertanyaan mereka. Tapi aku senang sudah bisa berbagi ilmu yang aku dapat dari musyrifahku (guru) kepada mereka. Dan saat aku ceritakan tentang masa Rasulullah dan sahabatnya, yaitu pada masa-masa Khilafah tegak. Mereka sangat tertarik, apalagi saat aku kisahkan tentang hukum berzina dan lain sebagainya. Mereka malah menginginkan hukuman Islam yang seperti itu dari pada hukum buatan manusia yang sekarang.
Tak terasa lonceng tanda pulang sudah berbunyi, aku sangat puas karena bisa berbagi ilmu dengan mereka dan besok mereka ingin aku bercerita lagi tentang Islam. Bercerita tentang permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini.
Senyum dan acungan jempol, kuberikan kepada mereka sebagai tanda setuju.
Sesampai di rumah, aku duduk di ruang tamu dan berpikir, memang permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini begitu banyak. Di sekolah, yang awalnya cuman lirik-lirikan dengan lawan jenis, berlanjut sms-an, ketemuan, kemudian ada tumbuh benih-benih cinta, lalu pacaran, dan yang ujung-ujungnya berani melakukan zina. Lebih parahnya lagi hamil di luar nikah jadi nekat aborsi, terkena penyakit HIV/AIDS lah, sampai ada yang bunuh diri akibat yang awalnya cuman lirik-lirikan saja.
Uuhh… begitu lemahnya keimanan seorang remaja saat ini. Diakibatkan oleh kurangnya pemahaman tentang Islam kepada remaja-remaja muslim. Serta adanya sistem bobrok bin hancur (baca: kapitalisme) yang dianut berbagai Negara, termasuk di Negara kita. Sungguh menyakitkan bila kita lihat pergaulan remaja saat ini. Sore-sore sudah keluar rumah dengan si doi, tengah malam baru pulang. Orangtua pun hanya melihat, tidak mampu menegur, entah apa alasannya. Di sekolah kerjaannya cuma untuk hura-hura saja, tidak diniatkan untuk menimba ilmu. Uh… betapa kasiannya teman-temanku yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Bahkan saat itu sedang hotnya berita tentang Rohis Sarang Teroris. Duh, berita bohong yang disebarkan oleh media masa. Penyebab remaja atau anak-anak sekolah menghindari yang namanya Rohis, pengajian, atau kajian tentang Islam, karena mereka takut akan berita bohong yang telah beredar. Padahal melalui Rohis di sekolah bisa menguatkan keimanan dan menambah pemahaman remaja tentang Islam saat ini. Dengan Rohis pula kita bisa menghindarkan remaja-remaja tercebur ke dalam pergaulan bebas.
Tapi pangkal masalah dari itu semua adanya sistem atau ideologi yang dianut baik individu, masyarakat maupun Negara yang jauh dari ajaran Islam. Sehingga  diperlukan pemahaman dan kesadaran untuk mau mengganti sistem yang rusak ini dengan hukum-hukum Allah SWT dan Sunah Rasul.
Lalu, setelah aku ingat-ingat lagi tentang respon teman-teman saat aku sampaikan tentang masalah pakaian muslimah dan tentang mengidolakan seseorang, sebenarnya sebagian mereka yang lulusan Tsanawiyah sudah tahu tentang pakaian seorang muslimah itu bagaimana. Lalu hukum mengidolakan sesama manusia (baca: artis) itu bagaimana. Tetapi sayangnya mereka tidak mau mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat di Tsanawiyah dulu itu dalam kehidupan. Entah apa alasannya, mungkin karena saat di Tsanawiyah dulu itu hanya di ajarkan teorinya saja, tetapi tidak sampai pada pemahannya. Wallahu’alam.
Kemudian aku teringat lagi saat pelajaran pendidikan kewanegaraan, kami sedang melakukan debat tentang fungsi dan tujuan Negara. Kemudian berlanjut sampai permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia. Kami asyik mengeluarkan berbagai pendapat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Indonesia. Sampai ada salah satu kawanku berkata “semua permasalahan yang terjadi di Indonesia ini tidak ada solusinya, seperti korupsi, BBM bersubsidi, dan lain-lain. Itu merupakan permasalahan yang rumit dan sulit di atasi, sekarang yang kita butuhkan hanya kesadaran setiap orang”.
Glekk… dalam hati aku ingin sekali menyanggah pendapat itu. Tapi, waktu itu aku masih belum berani untuk mengeluarkan pendapat bahwa ada solusinya untuk permasalahan yang terjadi di Indonesia ini. Aku ingin menyampaikan bahwa ada solusi yang jitu nan ampuh untuk mengatasi berbagai problem di Indonesi, yaitu dengan mengganti sistem kapitalisme yang ada di Indonesia dengan sistem Islam. Kemudian menegakkan Khilafah Islamiyah dan menerapkan hukum-hukum Allah SWT, Indonesia mampu menjadi sebuah Negara yang makmur. Aku terlalu takut untuk menyampaikannya, aku takut mereka tidak paham dan berbagai firasat buruk lainnya. Jadilah aku hanya diam saja. Sungguh, itu merupakan kesempatan yang aku sia-siakan. Dalam hati ada rasa sesal karena aku sudah bersu’uzon. Dan ini bisa ku jadikan sebuah pengalaman untuk kedepannya lagi. Kita sebagai pengemban dakwah harus BERANI dalam menyampaikan suatu hal yang benar, tentang Islam.
Sekarang yang bisa kita usahakan adalah dengan terus mengajak teman-teman dan guru-guru kita untuk ikut berjuang menegakkan Islam dalam sebuah kekhilafahan. Membuka pemikiran mereka untuk ikut memikirka keadaan yang negeri bobrok ini akibat menganut sistem yang salah. Hanya dengan Islamlah kita bisa terlindungai dari berbagai macam gangguan. Kita merasa aman, karena Negara yang menjamin itu. Aku yakin tentang khilafah ini karena sudah janji Allah SWT dan sejarah mampu membuktikan keberhasilan Islam terutama pada masa Rasulullah dan para Khalifah terdahulu.
Bagi pengemban dakwah, gunakanlah setiap peluang yang kita punya dalam kegiatan-kegiatan sekolah untuk terus berdakwah. Jangan sampai kita ikut terbawa arus pergaulan bebas. Kita harus mampu tetap istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Dan jangan sampai prinsip yang kita pegang menjadi goyah hanya karena ada kakak kelas atau teman satu kelas yang suka dengan kita.
Seperti kisah seorang teman seperjuanganku di sekolah, dia orangnya sangat cantik. Banyak kakak kelas yang suka dengan dia. Sampai suatu ketika ada kakak kelas yang menyatakan cinta dihadapanya, saat itu hati dia sudah mulai goyah, mukanya terlihat merah. Melihat kejadian itu, aku langsung menarik dia berjauh dari tempat itu, kemudian aku ingatkan dia hukum berinteraksi dengan lawan jenis, seperti pacaran.
Sebuah prinsip itu bisa kita analogikan seperti sebuah batu karang. Walau diterjang ombak berkali-kali, dia takkan pernah goyah atau berpindah. Dia tetap berada di tempat itu. Sama juga dengan prinsip yang kita pegang, walau diterjang berbagai arus pergaulan, kita akan tetap teguh untuk tetap pada pendirian yang kita pegang. Tidak mau ikut terbawa pergaulan bebas, yang kerjaannya cuman untuk senang-senang saja.
Dakwah, dakwah, dakwah… walaupun kita masih seorang pelajar. Kita juga harus bisa berdakwah, mengajak teman-teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Bukan hanya teman yang kita ajak, tetapi guru pun harus kita ajak juga untuk ikut berjuang menegakkan Khilafah. Tetapi ingat, janganlah kita memaksakan pemahaman yang kita miliki kepada orang lain. Santai aja… walau santai tapi “ngena”. Wah,,, sip banget tuh.
Aku jadi teringat sebuah lagu yang selalu membuat semangat juangku membara, lirik sederhana tapi mampu membuatku seperti handphone yang baru di charge. Seperti lirik lagu itu, AYO, BANGKITLAH REMAJA ISLAM !!! Ayo keluar dari jurang pergaulan bebas. Jauhi kehidupan yang serba hedonist (berlebihan), serba bebas, tinggalkan semua itu. Ayo bangkit wahai kawan-kawanku. Kita berjuang bersama untuk menegakkan Khilafah Islamiyah. ALLAHU AKBAR !!
**********
Seruan mulia terdengar
Menyerukan nian remaja Islam
Tinggalkan kotor gaya hidup jahiliyah
Sambutlah, bersih hidup dalam naungan tatanan syariah
Pribadi remaja nan tegar
Perkuat iman hadapi jaman
Mulia remaja bersama Islam
Sambutlah bersih hidup dalam naungan tatanan syariah

Jangan ikuti gaya hidup jahiliyah
Merusak raga, jiwa, serta agama
Merusak pribadi keluarga Negara
Ayo luruskan dengan Islam 
Citra remaja Islam agung dan mulia
Kuat akidah patuh terapkan syariah
Bersama berdakwah merindukan Khilafah
AYO BANGKITLAH REMAJA ISLAM…
(Remaja Islam Bangkitlah - Shoutul Khilafah)
*********
WE NEED KHILAFAH!!!

Bangkitlah para Remaja!



Siang itu, saat pelajaran Sosiologi. Kebetulan guru yang mengajar berhalangan hadir, tetapi kami diberikan tugas untuk mengerjakan soal. Karena aku tidak bisa menjawab soal latihan Sosiologi itu, aku berjalan ke depan dan duduk di kursi dekat papan tulis. Dari depan aku melihat berbagai macam kelakuan teman-teman sekelasku. Ada yang bercanda dengan lawan jenis, kejar-kejaran, ada yang serius mengerjakan tugas, main handphone, dan lain sebagainya. Karena terlalu asyik memperhatikan mereka, aku tidak menyadari di sebelahku ada Gina, dia salah satu temanku yang sering galau di kelas.
“Eh, Gina ”, kataku kaget.
“Iya Ka, sudah ngerjakan tugasnya?”, tanya Gina.
“Belum, aku bingung ngerjakannya, nggak paham sama materinya”, Jawabku.
“Oh.. sama, hehe”, balasnya. Kemudian kami berdua terdiam sebentar.
“Eh, iya, kamu masih sama Ferdy kah?”, tanyaku tentang pacarnya yang aku tahu sekarang.
“Kamu tahu dari mana aku pacaran sama Dia?”, Gina balik bertanya.
“Dari yang lain”, Jawabku.
“Enggak, aku sudah putus”, ujarnya sedih.
“Oh..”,  kataku sambil membentuk huruf O di mulutku. Kami pun sama-sama terdiam.
“kenapa bisa putus?, tanyaku lagi.
“adalah, karena something” jawabnya.
“yaudah, yang sabar ya. Makanya jangan pacaran lagi” kataku spontan. Gina melirikku sebentar kemudian berbicara lagi.
“Dulu waktu SMP, kamu tomboy banget ya. Rambut pendek, temennya cowok semua, sekarang beda banget. Tapi masih nggak rambut kamu pendek?”, tanya Gina mengalihkan pembicaraan. Kebetulan kami dulu satu kelas waktu kelas 1 SMP dan sekarang dapat kelas yang sama lagi.
“Hehe ingat aja kamu, enggak sekarang udah panjang, aku juga udah insyaf, nggak mau jadi cowok lagi”, kataku nyengir. Malu dan sedih bila teringat dengan kelakuanku dahulu. Kemudian kami berdua bernostalgia waktu kelas 1 SMP. Banyak kejadian yang sudah terlupakan dalam ingatanku.
Pernah suatu ketika di pelajaran Olahraga Gina bertanya kepadaku kenapa saat olahraga tidak mau memakai celana. Lalu aku jawab dengan pemahaman yang selama ini aku pahami tentang pakaian seorang muslimah.
“Oh iya Ka, aku mau tanya tentang pacaran, pacaran itu boleh ga?” tanya Gina kemudian. Aku tersenyum dan menjawab.
“Tentu yang namanya pacaran itu tidak boleh. Di dalam Al-Qur’an, Allah sudah menegaskan bahwa yang namanya pacaran itu dilarang. Kenapa dilarang? Karena pacaran itu mendekati zina. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi ‘”Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk’ mendekati zina saja sudah haram, apalagi berbuatnya, iya kan?” jawabku sambil tersenyum. Ternyata, saat aku berbicara tentang pacaran, banyak teman-temanku yang ikut duduk mendekati aku dan Gina untuk mendengarkan penjelasanku. Karena melihat mereka, aku semakin semangat untuk berdakwah.
“Kata-kata mendekati zina dalam ayat tersebut iyalah seperti zina mata, kita melihat laki-laki yang bukan mahram kita. Lalu zina hati, karena kalau yang namanya pacaran itu pasti yang dipikiran orang itu hanyalah lelaki yang katanya mereka sayangi. Padahal, itu sudah perbuatan yang menduakan Allah. Kita aja sebagai manusia pasti akan merasa sakit bila diduakan. Apalagi Allah SWT sang pencipta kita. Iya ga? Dan juga banyak zina-zina yang lain yang akan diperbuat bila sudah melakukan yang namanya pacaran itu. Makanya Allah melarang kita berpacaran”, sambungku.
“Ohh, jadi ga boleh ya Ka” tanya Indah, temanku yang lain.
“Iya, sangat, sangat tidak boleh” kataku tegas.
Kemudian mereka bertanya-tanya lagi tentang hubungan dengan lawan jenis dan interaksinya, sampai-sampai aku kewalahan menjawab pertanyaan mereka. Tapi aku senang sudah bisa berbagi ilmu yang aku dapat dari musyrifahku (guru) kepada mereka. Dan saat aku ceritakan tentang masa Rasulullah dan sahabatnya, yaitu pada masa-masa Khilafah tegak. Mereka sangat tertarik, apalagi saat aku kisahkan tentang hukum berzina dan lain sebagainya. Mereka malah menginginkan hukuman Islam yang seperti itu dari pada hukum buatan manusia yang sekarang.
Tak terasa lonceng tanda pulang sudah berbunyi, aku sangat puas karena bisa berbagi ilmu dengan mereka dan besok mereka ingin aku bercerita lagi tentang Islam. Bercerita tentang permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini.
Senyum dan acungan jempol, kuberikan kepada mereka sebagai tanda setuju.
Sesampai di rumah, aku duduk di ruang tamu dan berpikir, memang permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini begitu banyak. Di sekolah, yang awalnya cuman lirik-lirikan dengan lawan jenis, berlanjut sms-an, ketemuan, kemudian ada tumbuh benih-benih cinta, lalu pacaran, dan yang ujung-ujungnya berani melakukan zina. Lebih parahnya lagi hamil di luar nikah jadi nekat aborsi, terkena penyakit HIV/AIDS lah, sampai ada yang bunuh diri akibat yang awalnya cuman lirik-lirikan saja.
Uuhh… begitu lemahnya keimanan seorang remaja saat ini. Diakibatkan oleh kurangnya pemahaman tentang Islam kepada remaja-remaja muslim. Serta adanya sistem bobrok bin hancur (baca: kapitalisme) yang dianut berbagai Negara, termasuk di Negara kita. Sungguh menyakitkan bila kita lihat pergaulan remaja saat ini. Sore-sore sudah keluar rumah dengan si doi, tengah malam baru pulang. Orangtua pun hanya melihat, tidak mampu menegur, entah apa alasannya. Di sekolah kerjaannya cuma untuk hura-hura saja, tidak diniatkan untuk menimba ilmu. Uh… betapa kasiannya teman-temanku yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Bahkan saat itu sedang hotnya berita tentang Rohis Sarang Teroris. Duh, berita bohong yang disebarkan oleh media masa. Penyebab remaja atau anak-anak sekolah menghindari yang namanya Rohis, pengajian, atau kajian tentang Islam, karena mereka takut akan berita bohong yang telah beredar. Padahal melalui Rohis di sekolah bisa menguatkan keimanan dan menambah pemahaman remaja tentang Islam saat ini. Dengan Rohis pula kita bisa menghindarkan remaja-remaja tercebur ke dalam pergaulan bebas.
Tapi pangkal masalah dari itu semua adanya sistem atau ideologi yang dianut baik individu, masyarakat maupun Negara yang jauh dari ajaran Islam. Sehingga  diperlukan pemahaman dan kesadaran untuk mau mengganti sistem yang rusak ini dengan hukum-hukum Allah SWT dan Sunah Rasul.
Lalu, setelah aku ingat-ingat lagi tentang respon teman-teman saat aku sampaikan tentang masalah pakaian muslimah dan tentang mengidolakan seseorang, sebenarnya sebagian mereka yang lulusan Tsanawiyah sudah tahu tentang pakaian seorang muslimah itu bagaimana. Lalu hukum mengidolakan sesama manusia (baca: artis) itu bagaimana. Tetapi sayangnya mereka tidak mau mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat di Tsanawiyah dulu itu dalam kehidupan. Entah apa alasannya, mungkin karena saat di Tsanawiyah dulu itu hanya di ajarkan teorinya saja, tetapi tidak sampai pada pemahannya. Wallahu’alam.
Kemudian aku teringat lagi saat pelajaran pendidikan kewanegaraan, kami sedang melakukan debat tentang fungsi dan tujuan Negara. Kemudian berlanjut sampai permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia. Kami asyik mengeluarkan berbagai pendapat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Indonesia. Sampai ada salah satu kawanku berkata “semua permasalahan yang terjadi di Indonesia ini tidak ada solusinya, seperti korupsi, BBM bersubsidi, dan lain-lain. Itu merupakan permasalahan yang rumit dan sulit di atasi, sekarang yang kita butuhkan hanya kesadaran setiap orang”.
Glekk… dalam hati aku ingin sekali menyanggah pendapat itu. Tapi, waktu itu aku masih belum berani untuk mengeluarkan pendapat bahwa ada solusinya untuk permasalahan yang terjadi di Indonesia ini. Aku ingin menyampaikan bahwa ada solusi yang jitu nan ampuh untuk mengatasi berbagai problem di Indonesi, yaitu dengan mengganti sistem kapitalisme yang ada di Indonesia dengan sistem Islam. Kemudian menegakkan Khilafah Islamiyah dan menerapkan hukum-hukum Allah SWT, Indonesia mampu menjadi sebuah Negara yang makmur. Aku terlalu takut untuk menyampaikannya, aku takut mereka tidak paham dan berbagai firasat buruk lainnya. Jadilah aku hanya diam saja. Sungguh, itu merupakan kesempatan yang aku sia-siakan. Dalam hati ada rasa sesal karena aku sudah bersu’uzon. Dan ini bisa ku jadikan sebuah pengalaman untuk kedepannya lagi. Kita sebagai pengemban dakwah harus BERANI dalam menyampaikan suatu hal yang benar, tentang Islam.
Sekarang yang bisa kita usahakan adalah dengan terus mengajak teman-teman dan guru-guru kita untuk ikut berjuang menegakkan Islam dalam sebuah kekhilafahan. Membuka pemikiran mereka untuk ikut memikirka keadaan yang negeri bobrok ini akibat menganut sistem yang salah. Hanya dengan Islamlah kita bisa terlindungai dari berbagai macam gangguan. Kita merasa aman, karena Negara yang menjamin itu. Aku yakin tentang khilafah ini karena sudah janji Allah SWT dan sejarah mampu membuktikan keberhasilan Islam terutama pada masa Rasulullah dan para Khalifah terdahulu.
Bagi pengemban dakwah, gunakanlah setiap peluang yang kita punya dalam kegiatan-kegiatan sekolah untuk terus berdakwah. Jangan sampai kita ikut terbawa arus pergaulan bebas. Kita harus mampu tetap istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Dan jangan sampai prinsip yang kita pegang menjadi goyah hanya karena ada kakak kelas atau teman satu kelas yang suka dengan kita.
Seperti kisah seorang teman seperjuanganku di sekolah, dia orangnya sangat cantik. Banyak kakak kelas yang suka dengan dia. Sampai suatu ketika ada kakak kelas yang menyatakan cinta dihadapanya, saat itu hati dia sudah mulai goyah, mukanya terlihat merah. Melihat kejadian itu, aku langsung menarik dia berjauh dari tempat itu, kemudian aku ingatkan dia hukum berinteraksi dengan lawan jenis, seperti pacaran.
Sebuah prinsip itu bisa kita analogikan seperti sebuah batu karang. Walau diterjang ombak berkali-kali, dia takkan pernah goyah atau berpindah. Dia tetap berada di tempat itu. Sama juga dengan prinsip yang kita pegang, walau diterjang berbagai arus pergaulan, kita akan tetap teguh untuk tetap pada pendirian yang kita pegang. Tidak mau ikut terbawa pergaulan bebas, yang kerjaannya cuman untuk senang-senang saja.
Dakwah, dakwah, dakwah… walaupun kita masih seorang pelajar. Kita juga harus bisa berdakwah, mengajak teman-teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Bukan hanya teman yang kita ajak, tetapi guru pun harus kita ajak juga untuk ikut berjuang menegakkan Khilafah. Tetapi ingat, janganlah kita memaksakan pemahaman yang kita miliki kepada orang lain. Santai aja… walau santai tapi “ngena”. Wah,,, sip banget tuh.
Aku jadi teringat sebuah lagu yang selalu membuat semangat juangku membara, lirik sederhana tapi mampu membuatku seperti handphone yang baru di charge. Seperti lirik lagu itu, AYO, BANGKITLAH REMAJA ISLAM !!! Ayo keluar dari jurang pergaulan bebas. Jauhi kehidupan yang serba hedonist (berlebihan), serba bebas, tinggalkan semua itu. Ayo bangkit wahai kawan-kawanku. Kita berjuang bersama untuk menegakkan Khilafah Islamiyah. ALLAHU AKBAR !!
**********
Seruan mulia terdengar
Menyerukan nian remaja Islam
Tinggalkan kotor gaya hidup jahiliyah
Sambutlah, bersih hidup dalam naungan tatanan syariah
Pribadi remaja nan tegar
Perkuat iman hadapi jaman
Mulia remaja bersama Islam
Sambutlah bersih hidup dalam naungan tatanan syariah

Jangan ikuti gaya hidup jahiliyah
Merusak raga, jiwa, serta agama
Merusak pribadi keluarga Negara
Ayo luruskan dengan Islam 
Citra remaja Islam agung dan mulia
Kuat akidah patuh terapkan syariah
Bersama berdakwah merindukan Khilafah
AYO BANGKITLAH REMAJA ISLAM…
(Remaja Islam Bangkitlah - Shoutul Khilafah)
*********
WE NEED KHILAFAH!!!