Siang itu, saat pelajaran Sosiologi. Kebetulan guru yang mengajar
berhalangan hadir, tetapi kami diberikan tugas untuk mengerjakan soal. Karena
aku tidak bisa menjawab soal latihan Sosiologi itu, aku berjalan ke depan dan
duduk di kursi dekat papan tulis. Dari depan aku melihat berbagai macam
kelakuan teman-teman sekelasku. Ada yang bercanda dengan lawan jenis,
kejar-kejaran, ada yang serius mengerjakan tugas, main handphone, dan lain
sebagainya. Karena terlalu
asyik memperhatikan mereka, aku tidak menyadari di sebelahku ada Gina, dia salah satu temanku yang sering galau
di kelas.
“Eh,
Gina ”, kataku kaget.
“Iya Ka,
sudah ngerjakan tugasnya?”, tanya Gina.
“Belum, aku bingung ngerjakannya, nggak paham sama materinya”, Jawabku.
“Oh.. sama, hehe”, balasnya. Kemudian kami berdua terdiam sebentar.
“Eh, iya, kamu masih sama Ferdy kah?”, tanyaku tentang pacarnya yang aku
tahu sekarang.
“Kamu tahu dari mana aku pacaran sama Dia?”, Gina balik bertanya.
“Dari yang lain”, Jawabku.
“Enggak, aku sudah putus”, ujarnya sedih.
“Oh..”, kataku sambil membentuk
huruf O di mulutku. Kami pun sama-sama terdiam.
“kenapa bisa putus?,
tanyaku lagi.
“adalah, karena
something” jawabnya.
“yaudah, yang sabar ya.
Makanya jangan pacaran lagi” kataku spontan. Gina melirikku sebentar kemudian
berbicara lagi.
“Dulu waktu SMP, kamu tomboy banget ya. Rambut pendek, temennya cowok semua,
sekarang beda banget. Tapi masih nggak rambut kamu pendek?”, tanya Gina mengalihkan pembicaraan. Kebetulan kami dulu satu kelas
waktu kelas 1 SMP dan sekarang dapat kelas yang sama lagi.
“Hehe ingat aja kamu, enggak sekarang udah panjang, aku juga udah insyaf, nggak
mau jadi cowok lagi”, kataku nyengir. Malu dan sedih bila teringat dengan
kelakuanku dahulu. Kemudian kami berdua bernostalgia waktu kelas 1 SMP. Banyak
kejadian yang sudah terlupakan dalam ingatanku.
Pernah suatu ketika di pelajaran Olahraga Gina bertanya kepadaku kenapa saat olahraga tidak mau memakai
celana. Lalu aku jawab dengan pemahaman yang selama ini aku pahami tentang
pakaian seorang muslimah.
“Oh iya Ka,
aku mau tanya tentang pacaran, pacaran itu boleh ga?” tanya Gina kemudian. Aku tersenyum dan menjawab.
“Tentu yang namanya pacaran itu tidak boleh. Di dalam Al-Qur’an,
Allah sudah menegaskan bahwa yang
namanya pacaran itu dilarang.
Kenapa
dilarang? Karena pacaran itu
mendekati zina. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi ‘”Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk’ mendekati zina saja sudah
haram, apalagi berbuatnya, iya kan?” jawabku sambil tersenyum. Ternyata, saat
aku berbicara tentang pacaran, banyak teman-temanku yang ikut duduk mendekati aku dan Gina untuk mendengarkan penjelasanku. Karena
melihat mereka, aku semakin semangat untuk berdakwah.
“Kata-kata mendekati zina dalam ayat tersebut iyalah seperti zina mata,
kita melihat laki-laki yang bukan mahram kita. Lalu zina hati, karena kalau
yang namanya pacaran itu pasti yang dipikiran orang itu hanyalah lelaki yang
katanya mereka sayangi. Padahal, itu sudah perbuatan yang menduakan Allah. Kita
aja sebagai manusia pasti akan merasa sakit bila diduakan. Apalagi Allah SWT
sang pencipta kita. Iya ga? Dan juga banyak zina-zina yang lain yang akan
diperbuat bila sudah melakukan yang namanya pacaran
itu. Makanya Allah melarang kita
berpacaran”, sambungku.
“Ohh, jadi ga boleh ya Ka” tanya Indah, temanku yang lain.
“Iya, sangat, sangat tidak boleh” kataku tegas.
Kemudian mereka bertanya-tanya lagi tentang hubungan dengan lawan jenis dan
interaksinya, sampai-sampai aku kewalahan menjawab pertanyaan mereka. Tapi aku
senang sudah bisa berbagi ilmu yang aku dapat dari musyrifahku (guru) kepada
mereka. Dan saat aku ceritakan tentang masa Rasulullah dan sahabatnya, yaitu
pada masa-masa Khilafah tegak. Mereka sangat tertarik, apalagi saat aku
kisahkan tentang hukum berzina dan lain sebagainya. Mereka malah menginginkan
hukuman Islam yang seperti itu dari pada hukum buatan manusia yang sekarang.
Tak terasa lonceng tanda pulang sudah berbunyi, aku sangat puas karena bisa
berbagi ilmu dengan mereka dan besok mereka ingin aku bercerita lagi tentang
Islam. Bercerita tentang permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini.
Senyum dan acungan jempol, kuberikan kepada mereka sebagai tanda setuju.
Sesampai di rumah, aku duduk di ruang tamu dan berpikir, memang
permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini begitu banyak. Di sekolah, yang
awalnya cuman lirik-lirikan dengan lawan jenis, berlanjut sms-an, ketemuan,
kemudian ada tumbuh benih-benih cinta, lalu pacaran, dan yang ujung-ujungnya
berani melakukan zina. Lebih parahnya lagi hamil di luar nikah jadi nekat
aborsi, terkena penyakit HIV/AIDS lah, sampai ada yang bunuh diri akibat yang
awalnya cuman lirik-lirikan saja.
Uuhh… begitu lemahnya keimanan seorang remaja saat ini. Diakibatkan oleh
kurangnya pemahaman tentang Islam kepada remaja-remaja muslim. Serta adanya
sistem bobrok bin hancur (baca: kapitalisme) yang dianut berbagai Negara,
termasuk di Negara kita. Sungguh menyakitkan bila kita lihat pergaulan remaja
saat ini. Sore-sore sudah keluar rumah dengan si doi, tengah malam baru pulang.
Orangtua pun hanya melihat, tidak mampu menegur, entah apa alasannya. Di
sekolah kerjaannya cuma untuk hura-hura saja, tidak diniatkan untuk menimba
ilmu. Uh… betapa kasiannya teman-temanku yang terjerumus ke
dalam pergaulan bebas.
Bahkan saat itu sedang hotnya berita tentang Rohis Sarang Teroris. Duh, berita bohong yang
disebarkan oleh media masa. Penyebab remaja atau anak-anak sekolah menghindari
yang namanya Rohis, pengajian, atau kajian tentang Islam, karena mereka takut
akan berita bohong yang telah beredar. Padahal melalui Rohis di sekolah bisa
menguatkan keimanan dan menambah pemahaman remaja tentang Islam saat ini.
Dengan Rohis pula kita bisa menghindarkan remaja-remaja tercebur ke dalam pergaulan
bebas.
Tapi pangkal masalah dari itu semua adanya sistem atau ideologi yang dianut
baik individu, masyarakat maupun Negara yang jauh dari ajaran Islam.
Sehingga diperlukan pemahaman dan
kesadaran untuk mau mengganti sistem yang rusak ini dengan hukum-hukum Allah
SWT dan Sunah Rasul.
Lalu, setelah aku ingat-ingat lagi tentang respon teman-teman
saat aku sampaikan tentang masalah pakaian muslimah dan tentang mengidolakan
seseorang, sebenarnya sebagian mereka yang lulusan Tsanawiyah sudah tahu
tentang pakaian seorang muslimah itu bagaimana. Lalu hukum mengidolakan sesama
manusia (baca: artis) itu bagaimana. Tetapi sayangnya mereka tidak mau
mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat di Tsanawiyah dulu itu dalam kehidupan.
Entah apa alasannya, mungkin karena saat di Tsanawiyah dulu itu hanya di
ajarkan teorinya saja, tetapi tidak sampai pada pemahannya. Wallahu’alam.
Kemudian aku teringat lagi saat pelajaran pendidikan kewanegaraan, kami
sedang melakukan debat tentang fungsi dan tujuan Negara. Kemudian berlanjut
sampai permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia. Kami asyik
mengeluarkan berbagai pendapat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di
Indonesia. Sampai ada salah satu kawanku berkata “semua permasalahan yang
terjadi di Indonesia ini tidak ada solusinya, seperti korupsi, BBM bersubsidi,
dan lain-lain. Itu merupakan permasalahan yang rumit dan sulit di atasi,
sekarang yang kita butuhkan hanya kesadaran setiap orang”.
Glekk… dalam hati aku ingin sekali menyanggah pendapat itu. Tapi, waktu itu
aku masih belum berani untuk mengeluarkan pendapat bahwa ada solusinya untuk
permasalahan yang terjadi di Indonesia ini. Aku ingin menyampaikan bahwa ada
solusi yang jitu nan ampuh untuk mengatasi berbagai problem di Indonesi, yaitu
dengan
mengganti sistem kapitalisme yang ada di Indonesia dengan sistem Islam. Kemudian menegakkan Khilafah Islamiyah dan menerapkan hukum-hukum
Allah SWT, Indonesia mampu menjadi sebuah Negara yang makmur. Aku terlalu takut
untuk menyampaikannya, aku takut mereka tidak paham dan berbagai firasat buruk
lainnya. Jadilah aku hanya diam saja. Sungguh, itu merupakan kesempatan yang
aku sia-siakan. Dalam hati ada rasa sesal karena aku sudah bersu’uzon. Dan ini
bisa ku jadikan sebuah pengalaman untuk kedepannya lagi. Kita sebagai pengemban
dakwah harus BERANI dalam menyampaikan suatu hal yang benar, tentang Islam.
Sekarang yang bisa kita usahakan adalah dengan terus mengajak teman-teman
dan guru-guru kita untuk ikut berjuang menegakkan Islam dalam sebuah
kekhilafahan. Membuka pemikiran
mereka untuk ikut memikirka keadaan yang negeri bobrok ini akibat menganut
sistem yang salah. Hanya dengan Islamlah
kita bisa terlindungai dari berbagai macam gangguan. Kita merasa aman, karena
Negara yang menjamin itu. Aku yakin tentang khilafah ini karena sudah janji
Allah SWT dan sejarah mampu membuktikan keberhasilan Islam terutama pada masa
Rasulullah dan para Khalifah terdahulu.
Bagi pengemban dakwah, gunakanlah setiap peluang yang kita punya dalam
kegiatan-kegiatan sekolah untuk terus berdakwah. Jangan sampai kita ikut
terbawa arus pergaulan bebas. Kita harus mampu tetap istiqomah dalam
melaksanakan perintah Allah SWT. Dan jangan sampai prinsip yang kita pegang
menjadi goyah hanya karena ada kakak kelas atau teman satu kelas yang suka
dengan kita.
Seperti kisah seorang teman seperjuanganku di sekolah, dia orangnya sangat
cantik. Banyak kakak kelas yang suka dengan dia. Sampai suatu ketika ada kakak
kelas yang menyatakan cinta dihadapanya, saat itu hati dia sudah mulai goyah,
mukanya terlihat merah. Melihat kejadian itu, aku langsung menarik dia berjauh
dari tempat itu, kemudian aku ingatkan dia hukum berinteraksi dengan lawan
jenis, seperti pacaran.
Sebuah prinsip itu bisa kita analogikan seperti sebuah batu karang. Walau
diterjang ombak berkali-kali, dia takkan pernah goyah atau berpindah. Dia tetap
berada di tempat itu. Sama juga dengan prinsip yang kita pegang, walau
diterjang berbagai arus pergaulan, kita akan tetap teguh untuk tetap pada
pendirian yang kita pegang. Tidak mau ikut terbawa pergaulan bebas, yang
kerjaannya cuman untuk senang-senang saja.
Dakwah, dakwah, dakwah… walaupun kita masih seorang pelajar. Kita juga
harus bisa berdakwah, mengajak teman-teman agar tidak terjerumus dalam
pergaulan bebas. Bukan hanya teman yang kita ajak, tetapi guru pun harus kita
ajak juga untuk ikut berjuang menegakkan Khilafah. Tetapi ingat, janganlah kita
memaksakan pemahaman yang kita miliki kepada orang lain. Santai aja… walau
santai tapi “ngena”. Wah,,, sip banget tuh.
Aku jadi teringat sebuah lagu yang selalu membuat semangat juangku membara,
lirik sederhana tapi mampu membuatku seperti handphone yang baru di charge.
Seperti lirik lagu itu, AYO, BANGKITLAH REMAJA ISLAM !!! Ayo keluar dari jurang
pergaulan bebas. Jauhi kehidupan yang serba hedonist (berlebihan), serba bebas,
tinggalkan semua itu. Ayo bangkit wahai kawan-kawanku. Kita berjuang bersama
untuk menegakkan Khilafah Islamiyah. ALLAHU AKBAR !!
**********
Seruan mulia terdengar
Menyerukan nian remaja Islam
Tinggalkan kotor gaya hidup jahiliyah
Sambutlah, bersih hidup dalam naungan tatanan syariah
Pribadi remaja nan tegar
Perkuat iman hadapi jaman
Mulia remaja bersama Islam
Sambutlah bersih hidup dalam naungan tatanan syariah
Jangan ikuti gaya hidup jahiliyah
Merusak raga, jiwa, serta agama
Merusak pribadi keluarga Negara
Ayo luruskan dengan Islam
Citra remaja Islam agung dan mulia
Kuat akidah patuh terapkan syariah
Bersama berdakwah merindukan Khilafah
AYO BANGKITLAH REMAJA ISLAM…
(Remaja Islam
Bangkitlah - Shoutul Khilafah)
*********
WE
NEED KHILAFAH!!!