Hijrah. Sebuah kata yang
terdiri dari enam huruf yang berasal dari bahasa Arab yang berarti
meninggalkan, menjauhkan diri, dan berpindah tempat. Terkait dengan kata
hijrah, saya teringat dengan kisah Nabi Muhammad Saw beserta para sahabat
berhijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah. Dengan tujuan mempertahankan dan
menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam. Beliau berpindah
tempat dari kota Mekkah yang menolak dakwah dan seruan Allah ke kota Madinah
yang dengan tangan terbuka menerima ajakan Rasulullah Saw untuk kembali pada
aturan Allah.
Dalam kehidupan saat ini,
saya melakukan apa yang dulu Rasulullah lakukan. Yaitu berhijrah. Dulu sebelum
mengenal Islam, saya hidup penuh dengan kesia-sian. Aktivitas yang saya lakukan
tanpa arah dan tujuan. Saya biarkan mengalir mengikuti takdir. Seperti sebuah
daun yang jatuh di atas aliran air sungai, mengapung mengikuti arah arus. Tidak
melihat apakah aliran tersebut mengarah pada air kubangan atau air laut atau
air yang bersih.
Yang saya lakukan hanya
mengikuti, seperti bebek yang selalu mengikuti rombongan kawannya. Kawan-kawan
saya melakukan aktivitas pacaran, saya ikuti. Kawan saya membuka aurat, saya
ikuti. kawan saya menyontek, saya ikuti juga. Saya mengukuti apa yang ada di lingkungan
hidup saya. Tanpa melihat hukumnya, apakah itu haram atau halal.
Namun, selang beberapa tahun
saya merasakan hidup mengalir seperti itu. Saya merasa jenuh. Saya merasa capek
dengan kehidupan yang saya jalani. Saya pikir, apakah untuk ini saya hidup.
Hanya mengikuti apa yang mesti terjadi.
Saat itu saya masih berada
di bangku es em pe. Kata orang tuh masih ABG, anak baru gede. Haha… ya dulu
saya merasakan bagaimana hidup tanpa arah dan tujuan. Apalagi belum ada
pegangan hidup yang kuat. Kata zaman ke sana, ikuti. ke sini, ikut juga. Ya
begitulah hidup di waktu baru merasakan dunia. Kalo kata saya tuh anak labil.
Ngikut aja. Tidak bisa memutuskan mana yang harus dilakukan atau tidak.
Tapi ternyata Allah sangat
sayang dengan saya. Di saat saya di dera kegalauan akut yang mendalam tentang
hidup ini (ceileee bahasanya :D). Allah pertemukan saya dengan Kakak-kakak yang
cantik nan anggun bila dipandang. Dengan pakainanya serba tertutup. Senyumnya
yang selalu mengembang. Membuat saya terpesona dengan daya tariknya sendiri.
Dari pertemuannya itu saya
dapat pencerahan untuk hidup ini. Apa yang harus saya lakukan selama saya masih
bisa bernapas. Yang namanya galau itu udah tak ada lagi dalam kehidupan saya.
Karena saya sudah dapat pecahkan permasalahan yang selama ini menggeluti jiwa
saya. Alhamdulillah.. Allah telah bantu saya.
Tetapi Allah tidak akan
bantu jika kita tidak memintanya.
Saat saya mengenal Islam
yang sebenarnya saya sudah duduk di bangku kelas 9 es em pe. Dan sebentar lagi
akan menghadapi yang namanya UAN. Saat persiapan dan ujian berlangsung banyak
sekali godaan yang menghampiri saya. Banyak yang menawarkan berbagai macam cara
agar nilai ujian tinggi. Namun saya anggap semua godaan itu sebagai ujian dari
Allah untuk meningkatkan derajat saya di hadapan-Nya, untuk menguji seberapa
besar sayang sayang kepada Allah.
Walaupun banyak godaan yang
menghampiri, saya sudah berazzam di dalam hati bahwa saya tidak ingin menjadi
sebuah daun yang jatuh di atas aliran air. Tetapi saya ingin menjadi seekor
ikan yang mampu berenang melawan arus yang kuat. Saya ingin hidup melawan
derasnya arus kehidupan. Saya ingin seperti ikan tersebut yang mampu sekuat
tenaga berenang melawan arus air yang kuat.
Setelah lulus dari es em pe,
saya berniat ingin berpindah daerah. Saya ingin sekolah di daerah lain. Karena
saya masih belum kuat untuk tetap berada di daerah tersebut. Saya takut tergoda
dan terseret arus kehidupan. Akhirnya saya memilih masuk ke es em a favorit di
daerah tetangga tempat saya tinggal. Alhamdulillah… di sana saya mampu melawan
arus kehidupannya. Bahkan mulai mengajak kawan-kawan saya untuk ikut berjuang
kea rah yang benar dan hakiki.
Wahai kawanku… sekarang
jadilah seekor ikan yang mampu melawan arus air begitu deras. Jangan menjadi sebuah daun yang jatuh di atas
aliran air dan ikut mengalir bersama air tersebut. Sekarang tentukanlah
pilihanmu. Apakah masih betah dalam lingkungan yang melenakan atau mau
berhijrah ke tempat yang benar, mengikuti aturan yang telah Allah tetapkan. {}
Bersambung
di kisah saat es em a …..