Pagi itu saya masih tidur-tiduran di tempat tidur, karena
merasa ini hari minggu, saya santai-santai saja. Padahal jam di dinding sudah
menunjukkan pukul sembilan lewat. Tiba-tiba handphone saya berbunyi. Ternyata ada
sms masuk dari teman saya. Saya sering memanggilnya kak Ziah. Dalam sms
tersebut dia mengajak saya untuk menghadiri pernikahan temannya. Karena merasa
di rumah tidak ada yang saya kerjakan. Saya mengiyakan ajakan teman saya itu.
Setengah jam kemudian, dia sudah berada di depan rumah saya.
Kami pun langsung berangkat ke tempat pernikahan teman kak Ziah. Sesampainya di
sana, kami menyalami sang pengantin dan mengambil makanan. Saat di perjalanan
pulang dari acara kawinan tersebut. Kak ziah bertanya pada saya, “mau langsung
pulang kah?” tanyanya.
“terserah pian aja ka ae” jawab saya.
“mau jalanan ke arah mandiangin situ kah?” tanyanya lagi.
“ayo, ayo” jawab saya antusias. Saya paling suka kalau di
ajak jalan-jalan. Kemudian kami pun berbelok ke arah mandiangin sana. Saat di perjalanan, saya melihat banyak
sawah-sawah yang mongering. Padahal ini sudah masuk musim hujan.
Kemudian kami menemukan perempatan jalan.
“mau belok ke mana nih?” tanya ka Ziah.
“emm kalo belok kanan kea rah tahura. Tempatnya sepi. Jangan
gin. Kalo ke sana ke mana?” tanya saya.
“kalo ke sana kaka nggak tau, soalnya belum pernah ke sana”
“ya sudah, ke sana aja deh. Kalo nyasar balik lagi” kata
saya sambil nyengir.
“oke” kata ka ziah. Dan kami pun berjalan ke arah yang
tujuannya pun tidak kami ketahui.
Karena bensin yang ada di motor ka ziah tinggal setengah. Kami
pun mencari penjual bensin eceran. Setelah ketemu, kami bertanya kepada sang
penjuanl.
“mba, kalo ke arah sana ke mana ya?” tanya ka ziah sambil
menunjuk ke arah kanan.
“oh, kali ke sana, ke tempat bendungan riam kanan” kata
penjualnya sambil mengisi bensin kendaraan kak ziah.
“kalo ke sana?” tanya saya sambil menunjuk kea rah kiri.
“kalo ke situ Cuma ke hutan aja, nggak ada apa-apa”
“oh gitu, makasih mba” kata ka ziah sambil menyerahkan uang
bensinnya.
Kemudian kami pun berjalan lagi ke arah yang kata mba tadi
adalah bendungan. Kami pun terus menyusuri jalan tanpa berbelok. Mengikuti petunjuk
dari mba tadi. Sampai akhirnya kami menemukan hamparan air yang lumayan luas. Setelah
kami mendekat ternyata itu seperti sebuah danau. Saya baru tau, kalau di daerah
sini ada danau yang masih bersih. Tidak ada terlihat sampah-sampah yang
mengapung di permukaan air. Saya sangat terpukau dengan pemandangan ini. Ada sebuah
jembatan yang menghubungkannya. “kak jalan ke jembatan situ yuk, ke sebrang
sana” kata saya sangat semangat. Kak ziah terlihat berpikir, kemudian
meniyakan.
Kami pun menyusuri jembatan itu. Dalam hati, saya merasa
takut untuk melewati jembatan itu. Tapi, karena terlalu semangat ingin tahu,
saya beranikan diri ini.
Sesampai di seberang, kami melihat banyak pepohonan, kata
salah satu penduduk yang ada sebelum kami menyebrangi jembatan ini, ada
perkampungan penduduk. Karena terlalu jauh masuk ke dalam. Kami memutuskan
untuk kembali. Takut terjadi apa-apa.
Kemudian saat perjalanan pulang, meninggalkan danau tadi. Aku
teringat dengan kat mba penjual bensin tadi. Katanya ada bendungan di sekitar
sini. Lalu saya pun mengajak kak ziah untuk mencari bendungan tersebut. Stelah beberapa
menit. Kami pun menemukan bendungan tersebut. Subahanallah… ucap saya kagum. Kami
duduk di pinggiran bendungan tersebut dan menikmati angin yang yang
menyejukkan. Tadabur alam dadakan yang indah kata saya dalam hati.
Karena terlalu asyik memandangi alam itu. Saya sampai lupa
waktu. Kami pun kemudian beranjak untuk pulang ke rumah. Saat di perjalanan
pulang, ada sesuatu yang menganjal di hati saya. Setelah di ingat-ingat. Saya baru
ingat kalau besok ada jadwal UTS. Duh, mampus.. kata saya dalam hati.