Minggu, 02 September 2012

U N B R E A K A B L E M A N

Ada sebuah kisah dari negeri antah branta. Di sana tinggalah seorang Raja yang mempunyai banyak pengawal, namun hanya ada satu pengawal yang sangat disayangi Raja. Setiap ada masalah, Raja selalu curhat kepada pengawal tersebut.

Saat istrinya pergi meninggalkan Raja, Raja bercerita kepada pengawalnya. Dan pengawal tersebut menjawab dengan santai “tenang, semua akan baik-baik saja”. Setelah sang pengawal berkata seperti itu, tenanglah hati sang Raja.

Saat Raja kehilangan sandal jepitnya, kemudian curhat kepada pengawal kesayangannya. Sang pengawal menjawab dengan santai “tenang, semua akan baik-baik saja”. Maka tenanglah hati sang Raja. Setiap kali Raja curhat kepada pengawalnya, pengawalnya pasti akan selalu menjawab “tenang, semua akan baik-baik saja”.

Sampai suatu ketika, sang Raja dan pengawal kesayangannya berburu binatang  ke hutan. Saat berburu binatang liar, jari kelingking sang Raja putus diterjang oleng binatang buas. Kemudian sang Raja mengaduh kesakitan kepada pengawalnya. Pengawalnya hanya menjawab “tenang, semua akan baik-baik saja”. Namun, sang Raja tidak merasa baik-baik saja. Sang Raja kemudian marah kepada pengawalnya, “bagaimana mungkin baik-baik saja, jari kelingkingku putus seperti ini”. Sekali lagi sang pengawal menjawab “tenang, semuanya akan baik-baik saja”.

Mendengar jawaban pengawalnya seperti itu, sang Raja semakin marah, “ini tidak baik, kau tidak membantuku, kau tidak membuatku tenang, kau akan ku masukkan ke penjara!”. Setelah itu sang pengawal dimasukkan ke penjara bawah tanah selama 3 tahun lamanya.

Suatu hari, sang Raja berburu ke hutan lagi dengan seorang diri. Dia berburu di hutan yang manusianya masih bertingkah laku primitif. Saat berburu, nasib buruk menimpa sang Raja. Sang Raja ditangkap oleh kawanan orang primitif dan hendak dijadikan santapan makan malam mereka. Orang-orang primitif sudah menyiapkan kuali besar yang berisi air mendidih dan dicampur dengan sayuran dan bumbu-bumbu lainnya. Namun saat orang-orang primitif hendak memasukkan Raja ke dalam kuali besar, tiba-tiba orang-orang primitif membebaskan sang Raja dan menyuruh sang Raja untuk pulang. Sang Raja tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang primitif.

Kemudian sang Raja menjadi penasaran dengan kejadian yang menimpanya. Dia bertanya ke sana kemari kepada orang-orang sekitarnya. Sampai suatu ketika sang Raja bertemu dengan seseorang yang mengerti adat istiadat orang-orang primitif di hutan tersebut. Ternyata orang-orang primitif tidak mau memakan daging manusia yang cacat. Sebelum memasukkan ke kuali besar, mereka melihat jari kelingking Raja yang tidak ada. Sehingga orang-orang primitif membebaskan Raja.

Setelah mengetahui hal itu, sang Raja sadar. Ternyata ucapan pengawal kesayangannya yang dulu itu benar. Semua akan baik-baik saja. Kemudian yang Raja membebaskan pengawalnya dan berterimakasih. Namun sang Raja belum puas, dia meminta pengawalnya untuk menghukum dirinya. “pengawal, hukumlah aku, aku telah menzhalimi kamu selama 3 tahun”. Pengawal menjawab “tidak Raja, semua akan baik-baik saja”.

Sang Raja masih belum puas, “tolong, hukumlah diriku. Agar aku tidak merasa bersalah lagi”.

Pengawal itu menjawab, “tidak sang raja, semua baik-baik saja”.

Sang Raja bertanya, “kenapa kau tidak mau menghukumku? Padahal aku sudah menzhalimi kamu”.

Pengawal menjawab dengan tenang, “seandainya Raja tidak memasukkanku ke penjara, kemudian kita pergi memburu berdua, kita ditangkap oleh orang-orang primitif, maka saat hendak dimasukkan ke kuali besar, sang Raja akan di bebaskan. Sedangkan saya akan menjadi santapan makan malam mereka”...

Naahh, hikmah apa yang bisa kita ambil dari kisah tersebut?
setiap manusia mempunya dua daerah, yaitu daerah yang dikuasainya dan daerah yang menguasainya. Daerah yang dikuasainya yaitu daerah yang biasa dilakukan dan dipilihnya. Seperti dia hendak makan, minum, tidur, dll. Itu adalah daerah yang dikuasainya dan dapat dipilihnya. Sedangkan daerah yang menguasainya, yaitu daerah yang mengatur manusia itu. Seperti dia dilahirkan sebagai seorang perempuan atau laki-laki, dia dilahirkan cantik, ganteng, jelek, berkulit putih, berkulit hitam, hidung mancung atau pesek, dll. Kemudian Dia meninggalnya pada tanggal berapa, hari apa, jam berapa. Manusia tidak bisa menentukannya, karena itu merupakan daerah yang bukan kekuasaannya. Yang menguasainnya hanya Allah SWT.

Seperti cerita di atas, pengawal tersebut selalu mengatakan “semua akan baik-baik saja”, karena pengawal berpikir bahwa peristiwa yang menimpa dirinya dan sang Raja adalah suatu hal yang diluar kuasanya. Seperti saat istri sang Raja pergi meninggalkan Raja, pengawal itu selalu menjawab “semua baik-baik saja”. Karena sang pengawal berpikir peristiwa itu tidak bisa dipilih sang Raja dan dikehendaki sang Raja.

Saat sandal jepit sang Raja hilang, jari kelingking sang Raja putus, pengawal kesayangannya selalu menjawab bahwa itu “semua akan baik-baik saja”. Peristiwa itu bukan pilihan sang Raja dan bukan kehendak sang Raja.
 
Kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu, semua masalah atau peristiwa yang menimpa kita dan berada di luar kekuasaan kita (kita tidak memilih itu terjadi), tenang lah dalam menyikapinya dan selalu berpikir positif dan berpendapat “semua akan baik-baik saja”. Harus kita yakini, Allah SWT memberikan masalah atau ujian tersebut pasti ada rahasia dibaliknya dan untuk kebaikkan kita juga. Allah SWT tidak mungkin memberikan hal yang buruk-buruk kepada kita. Dibalik semua kejadian atau peristiwa yang kita alami pasti akan ada hal yang tak terduga sesudahnya. Karena Allah SWT mempunyai rencana yang sangat hebat dan tak dapat kita tebak. (@Ukhtieka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar